JAYAPURA,–Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mencatat adanya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Papua selama periode 2016 - 2017 yang tercermin pada level kabupaten/kota
Dalam rilis resminya yang dibacakan Kepala Bidang Nerwilis BPS Papua Eka Mardiana, dihadapan awak pers di Aula kantor BPS Papua, Senin (7/5) disebutkan untuk Top movers IPM di Papua (kabupaten/kota dengan kemajuan pembangunan manusia paling cepat) yaitu, Kabupaten Nduga (4,59 persen). Pegunungan Bintang (3,20 persen) dan Mamberamo Tengah (3,06 persen).
“Pembangunan manusia di tiga kabupaten ini didorong oleh peningkatan dimensi pendidikan. Salah satu program pendidikan yang dilakukan pemerintah adalah program SM3T (sarjana mendidik di daerah Terdepan, Terkuat dan Tertinggal) yang bermanfaat bagi masyarakat. Karena sarjana terjun langsung untuk membantu proses kegiatan pendidikan di kabupaten,” ungkap Mardiana
mengalami peningkatan, dimana pada 2017 IPM menjadi 59,09 persen atau meningkat sebesar 1,04 poin dibandingkan 2016, namun IPM Papua untuk seluruh Indonesia masih masuk dalam kategori rendah pada tahun 2017.
Secara keseluruhan untuk Papua, bayi yang lahir pada tahun 2017 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 64,14 tahun, lebih lama 0,02 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.
“Anak–anak pada tahun 2017 berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 10,54 tahun, lebih lama 0,31 tahun dibandingkan dengan pada tahun 2016. Sementara itu untuk penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 6,27 tahun, lebih lama 0,12 tahun dibandingkan tahun sebelumnya,"paparnya.
Pada tahun 2017 masyarakat Indonesia memenuhi kebutuhan hidup dengan rata–rata pengeluaran per kapita sebesar Rp. 6.996 juta rupiah per tahun, meningkat 359 ribu rupiah dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu, berdasarkan data yang dimiliki pencapaian pembangunan manusia pada tingkat kabupaten/kota di Papua pada tahun 2017 cukup bervariasi. Dimana capaian angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dibedakan menjadi 4 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah.
“Mayoritas kabupaten berstatus rendah,” akunya.
Adapun kabupaten dengan IPM berstatus sedang adalah Merauke, Nabire, Kepulauan Yapen, Sarmi, Keerom, Waropen dan Supiori termasuk Kabupaten Boven Digul yang mengalami perubahan status dari rendah menjadi sedang.
“Sedangkan kabupaten/kota dengan status IPM tinggi adalah Kabupaten/kota Jayapura, Biak Numfor, Mimika," sebutnya.
Sedangkan Kabupaten Nduga merupakan kabupaten dengan IPM terendah di Papua yakni hanya sebesar 27,87. Dilihat menurut komponen pembentuk IPM. Nilai setiap komponen di Kabupaten Nduga menjadi yang paling rendah dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Papua.*