WARTAPLUS - Mengalami masalah pada bagian tenggorokan seperti radang amandel tentu sangat mengganggu. Selain membuatmu sulit menelan, aktivitas sehari-harimu juga pasti akan terganggu akibat gejala lain yang ditimbulkan oleh peradangan ini. Belum lagi saat mengalami radang amandel, Kamu harus rela meninggalkan kebiasaan untuk menikmati segala makanan dan minuman dingin. Huh..enggak enak banget deh pokoknya!
Kenapa sih bisa mengalami radang amandel?
Radang amandel atau disebut dengan tonsilitis, merupakan infeksi yang terjadi pada amandel atau tonsil. Amandel ini akan terlihat tepat di pintu masuk tenggorokan jika kita membuka mulut lebar. Amandel sebenarnya adalah kelenjar getah bening yang berfungsi mencegah terjadinya infeksi, terutama pada anak-anak. Seiring dengan perkembangan usia, sistem kekebalan tubuh akan semakin kuat sehingga perlahan-lahan tugas tonsil sebagai penangkal infeksi ini akan mulai tergantikan. Ketika peran tonsil tidak lagi dibutuhkan, maka secara perlahan ukuran kelenjar ini pun akan berangsur-angsur menyusut.
Radang amandel dapat dialami oleh siapa saja, namun seringnya dialami anak-anak. Meski kebanyakan kasus radang amandel tidak tergolong serius, namun tetap disarankan untuk menemui dokter apabila gejala yang timbul berlangsung lebih dari 4 hari, terlebih jika Kamu sudah mulai merasa kesulitan makan atau bahkan bernapas.
Radang amandel dapat disebabkan oleh infeksi bakteri dan juga virus. Bakteri penyebab radang amandel umumnya berasal dari kelompok Streptococcus. Sedangkan, virus penyebab radang amandel terbilang lebih banyak jenisnya, antara lain:
- Parainfluenza. Virus ini merupakan penyebab penyakit pernapasan pada anak dan radang kotak suara (faringitis).
- Rhinovirus. Virus penyebab pilek.
- Influenza. Virus penyebab flu.
- Epstein-Barr. Virus penyebab demam kelenjar.
- Rubeola. Virus penyebab campak.
- Adenovirus. Virus penyebab diare.
- Enterovirus. Virus penyebab penyakit mulut, kaki, dan tangan.
Penularan bakteri atau virus penyebab radang amandel bisa melalui kontak langsung dan juga kontak tidak langsung. Kontak langsung bisa berasal saat tanpa sengaja seseorang menghirup percikan air liur akibat bersin atau batuk yang dikeluarkan oleh penderita. Sedangkan, kontak tidak langsung dapat terjadi saat seseorang tanpa sengaja memegang permukaan benda yang telah terkontaminasi virus atau bakteri, kemudian memegang mulut dan hidungnya.
Ada beberapa gejala yang timbul jika seseorang mengalami radang amandel, di antaranya:
- Sakit tenggorokan
- Batuk
- Kesulitan atau merasa sakit saat menelan
- Tonsil berwarna kemerahan dan membengkak
- Nyeri telinga
- Sakit kepala
- Mual
- Demam
- Pembengkakan kelenjar getah bening di leher
- Perubahan atau kehilangan suara
Seperti dikatakan sebelumnya, kebanyakan kasus radang amandel bukan merupakan kondisi yang serius. Gejala- gejala ini biasanya akan pulih dalam waktu 3-4 hari dengan sendirinya. Namun, jika gejala ini tidak kunjung membaik bahkan dalam waktu seminggu, tidak ada salahnya untuk segera berkonsultasi kepada dokter agar bisa mendapat penanganan yang tepat.
Beberapa orang yang mengalami radang amandel memang disarankan tidak mengonsumsi minuman yang dingin. Eits, bukan tanpa alasan lho tentunya. Menurut Dr. Vika Aryan, Sp. THT., Dokter Spesialis Telinga, Hidung, dan Tenggorokan dari Rumah Sakit Awal Bros Bekasi, penyakit radang amandel biasanya membuat seseorang sulit untuk menelan sehingga sebaiknya penderita menghindari minuman dingin seperti es krim.
“Pada dasarnya penyebab radang amandel adalah infeksi atau masuknya kuman berupa virus atau bakteri. Tetapi ada hal-hal yang memudahkan masuknya kuman-kuman tersebut, seperti pergantian cuaca, udara yang kotor yang dapat menurunkan kekebalan tubuh kita, juga makanan-makanan tertentu seperti es, es krim, permen dan makanan yang terlalu manis. Jadi benar bahwa es dapat mencetuskan radang amandel karena bersifat iritatif dan memudahkan masuknya kuman,” jelas dokter Vika.
Selain itu, penderita radang amandel yang meminum es atau minuman dingin lainnya, akan membuat bagian tenggorokan yang disebut dengan rambut getar, yang berfungsi sebagai pengusir kuman dan bakteri tidak akan berfungsi lagi. Hal ini tentu akan membuat jumlah bakteri serta kuman menjadi semakin banyak hingga akhirnya peradangan menjadi semakin parah dan amandel makin membengkak.
Meskipun radang amandel dapat hilang dengan sendirinya, namun bukan berarti radang amandel dapat disepelkan begitu saja, terlebih jika kondisi ini terjadi pada anak-anak. Untuk itu, perhatikan gejala-gejalanya dan jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter apabila kondisi semakin memburuk. [net]