KEEROM,wartaplus.com - Salah satu tokoh Kabupaten Keerom Dr Henry Borotian S.KM, MM mengakui ada himbauan pilkada damai yang digaungkan oleh pihak penyelenggara di daerah itu.
"Memang sudah ada himbauan dari Bawaslu dalam berpolitik itu harus pintar jangan memicu persoalan yang bisa membuat semua pihak rugi," katanya di Arso, Kabupaten Keerom, Papua, Jumat (17/07).
Ia juga mengakui bahwa situasi politik jelang pilkada pada Desember 2020 di kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Papua New Guinea (PNG) itu semakin terasa dan itu bisa dilihat dari sejumlah tim relawan yang saling berkoodinasi.
"Pilkada adalah strategi politik dimana menyajikan visi dan misi yang bagus kepada masyarakat dan masyarakat yang akan menilainya. Namun jika, terjdi konflik kepentingan itu kembali kepada para relawan karena sering saling menjatuhkan antara relawan, seharusnya ini tidak boleh," katanya.
Bahkan, kata dia, belakangan ini ada informasi dari masyarakat bahwa sudah ada isu-isu pembusukan oleh kalangan tertentu guna menjatuhkan atau memojokkan kandidat tertentu. "Saya sebagai anak asli ingin membangun negeri, sehingga saya harus maju. Saya ada keterwakilan 11 distrik yang memberikan dukungan KTP dalam memenuhi persyaratan untuk maju perseorangan atau independen," katanya.
"Saya rasa sesuai verivikasi pasti dari empat calon yang sudah digadang-gadang bisa lolos verivikasi namun semua kembli ke partai, itupun jika ada uang yang berbicara,"ujarnya. Henry mengaku siap menyambut pinangan dari kalangan partai ataupun dari pihak yang ingin memajukan Keerom dalam lima tahun kedepan. "Kalau ada partai yang mau dukung, saya tetap terima tapi kalau tidak ada. Saya tetap maju dengan cara independen.
Memang ada beberapa tokoh yang berbicara tentang saya bahwa jangan maju dalam pilkada kali ini, tapi saya melihat kabupaten ini belum ada kemajuan dengan baik. Sehingga saya sebagai anak asli Keerom harus maju demi masyarakat saya," katanya.
Ia mengklaim bahwa harapan besar masyarakat Keerom ada dipundaknya agar harus lolos dalam tahap verifikasi perseorangan yang dilakukan oleh KPU setempat.
"Soal menang atau tidak itu dalam pemilihan nanti semua itu tergantung di masyarakat.Kami Putra daerah yang memiliki potensi namun tidak mendapatkan partai karena tidak memiliki uang sehingga kami maju melalui independen. Masyarakat yang mendorong saya untuk maju melalui independen ini bukan keinginan saya bersama pasangan,"klaimnya.*