SORONG, wartaplus.com - Warga Kota Sorong dikagetkan dengan musibah banjir dan longsor yang terjadi Kamis (16/7) malam mulai jam 19.00 WIT Kejadian yang terbilang cepat itu berawal dari intensitas hujan yang turun pada sore hari sekitar pukul 18.00 WIT. Puluhan warga Bantaran Kali Remu, mengatakan bahwa mereka sering menjadi korban banjir. Namun kejadian kemarin adalah banjir besar sejak pernah terjadi pada tahun 1999.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sorong, Provinsi Papua Barat menyatakan bahwa korban meninggal dunia akibat longsor dan banjir berjumlah 4 orang.
Foto: Seorang warga yang sedang membersihkan halaman rumahnya dari sampah yang terbawa oleh banjir/Ola
Kepala BPBD Kota Sorong Herlin Sasabone saat dikonfirmasi di Sorong, membenarkan bahwa dari laporan yang diterima korban jiwa akibat banjir dan longsor berjumlah empat orang.
Dia mengatakan, laporan yang diterima dari tim lapangan bahwa korban meninggal dunia yaitu Afandi Hataul dan Faris akibat longsor serta Isak Ananias akibat terkena listrik sekitar pukul 21.00 WIT. Ia menjelaskan bahwa satu orang bernama Jafar Kalbarin dilaporkan meninggal dunia tertimbun longsor sekitar pukul 22.00 WIT.
Menurut dia, empat korban meninggal dunia akibat longsor dan banjir semuanya berlokasi di Klademak II dan Klademak III Kota Sorong. "Korban luka-luka baru terdata tiga orang. BPBD kota Sorong masih menunggu data korban luka-luka lainnya dan jumlah rumah yang terendam banjir serta tertimbun longsor," ujarnya. Selain pemukiman warga, banjir juga melanda Kantor Kodim 1802, RSAL dr. Oetojo, Masjid Al Akbar, perkantoran, sekolah dan pertokoan.*