Lima Kisah Perjalanan FJPI Papua Barat Berbagi Kasih

Ketua FJPI Papua Barat (kiri) saat berbincang dengan Mas Nardi, warga yang mengalami kecelakaan kerja dan mengalami kelumpuhan selama 5 tahun/Nam

SORONG,wartaplus.com - Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Papua Barat kembali menggelar program FJPI berbagi. Kali ini, Sabtu (27/6) kegiatan dilakukan dengan pembagian masker gratis kepada Pedagang Kaki Lima serta berbagi kasih dengan lima orang spesial hasil masukan dari warga yang terdampak langsung Covid-19.

Adapun lima orang yang dikunjungi pertama adalah Keluarga Ananda Amira yang berusia 9 tahun namun mengalami kelumpuhan otak (Celebral Palsy) yang beralamat di Kilometer 7 Kota Sorong.

Amira anak kedua dari dua orang bersaudara ini, mulai mengalami keterlambatan pertumbuhan sejak berusia 9 bulan. Kedua orang tua Amira menerima dengan ikhlas kebutuhan khusus yang dialami putri bungsunya.

Dimasa Pandemic Covid 19 ini, sang Ayah yang bekerja sebagai tukang ojek terpaksa harus dirumah saja karena menurunnya penumpang yang menggunakan jasanya. Mengandalkan kios kecil, orang tua Amira menyambung hidup membesarkan kedua anaknya.

Oma Sonya, perempuan paruh baya yang tinggal di rumah tidak layak huni dengan genangan air yang tinggal sebatang kara di kompleks harapan indah kilometer 10 harus merasakan sepi diusia senjanya.

Foto: Ibu Amira saat menggendong Amira yang mengalami Kelumpuhan Otak selama 9 tahun/Ola

Memiliki dua orang putra yang telah memiliki hidup sendiri, Sonya memilih tinggal sendiri dirumah yang terasa pengap dan lembab. Sonya mengaku dulu pernah bekerja relawan dibagian jaringan komunikasi radio. Namun karena kondisi kesehatan, ia berhenti kerja dan meneruskan hidup dari belas kasih kedua putra dan tetangganya.

Mas Nardi, mantan pekerja subkontrak di PLN yang mengalami kecelakaan kerja hingga mengakibatkan lumpuh total dan membuatnya hanya bisa berbaring ditempat tidur selama 5 tahun tanpa perawatan medis, tinggal di Jalan Wamena Kelurahan Klaigit Kabupaten Sorong. Duda beranak satu ini harus bertanggung jawab terhadap putri semata wayangnya yang tahun ini mulai masuk SD.

Kesedihan nampak diwajah Nardi ketika ia merasa menjadi beban bagi Ibunya. Semenjak kelumpuhan yang dialaminya, istri Nardi meminta berpisah, sehingga tanggung jawab merawat Nardi otomatis dilakukan oleh Ibu Nardi.

Ibu Nardi, Prihartini mengatakan bahwa ia ikhlas merawat putra keduanya itu karena hal tersebut terjadi dengan kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Ia berharap, Nardi dapat pulih dan sehat, sehingga dapat kembali menafkahi anaknya.

Mbak Puji dan suaminya, pak Edi adalah Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang hidup dirumah tidak layak huni dan berhenti bekerja karena hasil mengojek yang menurun drastis.

Terakhir adalah Ibu Ros, Ibu tunggal ODHA ini harus membesarkan anaknya seorang diri yang berkebutuhan khusus.
Ketua umum, FJPI Papua Barat Olha Mulalinda mengatakan bahwa program FJPI berbagi ini berasal dari iuran pengurus dan anggota FJPI serta sejumlah donatur.

Dari kegiatan tersebut, menurut Olha banyak hikmah yang didapatkan pengurus dan anggota FJPI. Sebagai jurnalis, Ia mengatakan akan turut membantu warga terdampak melalui pemberitaan di media masing-masing teman-teman jurnalis maupun melalui media sosial teman-teman jurnalis.

Diharapkan, pengambil kebijakab, kepala daerah, kepala dinas, instansi terkait, perusahaan swasta melalui program CSR dapat membantu mereka yang benar-benar membutuhkan.

"Semoga melalui pemberitaan yang intens, dapat berdampak positif bagi mereka dan keluarganya," ujarnya. Program FJPI Berbagi ini, direncanakan akan dilakukan 1 bulan sekali. Mengingat kesibukan jurnalis perempuan sendiri dalam kegiatan kesehariannya.*