Gubernur Soedarmo Apresiasi Bank Papua Sehat

Penjabat Gubernur Papua, Soedarmo

JAYAPURA, – Penjabat Gubernur  Papua, Soedarmo mengapresiasi Bank Papua yang telah dinyatakan sehat setelah sebelumnya mengalami banyak kredit macet dan hampir dinyatakan pailit

"Saya mengucapkan terima kasih atas penghargaan tinggi, terutama buat direktur utama, F Zendrato bank papua yang sudah bekerja keras selama setahun didalam melakukan pembenahan kondisi bank Papua yang sebelumnya tidak sehat dalam setahun menjadi sehat, setelah dapat bimbingan dari OJK," ujar Soedarmo usai melantik Komisaris Independen Bank Papua di Jayapura, Senin (23/4).

Soedamo berharap predikat ini dapat terus dipertahankan. Sebab bank Papua merupakan bank milik pemerintah daerah. Sehingga harus menjadi 'Leading Sector' terhadap bank lain di wilayah Provinsi Papua

"Ini yang saya harapkan bank Papua terus cari terobosan, inovasi yang lebih baik agar dapat bersaing dengan bank nasional lainnya bahkan bank asing," harapnya.

Indikator

Ditempat yang sama Kepala OJK Provinsi Papua dan Papua Barat, Misran Pasaribu mengklaim, sejak perombakan manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Papua (Bank Papua) setahun lalu, kinerja bank  telah menunjukkan perkembangan positif.

Berdasarkan beberapa indikator yakni Non Performing Loan (NPL) gross berada di posisi 11 persen dengan NPL net 2,79 persen, padahal sebelumnya di posisi 17 persen. 

"Ini menunjukkan kinerja Bank Papua telah membaik," kata Misran

Membaiknya kinerja Bank Papua ini, kata Misran, ditunjukkan menurunnya NPL gross dan NPL net. 

“Ini karena manajemen bank telah melakukan beberapa hal diantaranya melakukan penagihan dan menjual agunan nasabah yang dinilai tak lagi mampu melunasi kreditnya,” jelasnya.

Menurut Misran, ada sejumlah agunan yang dijual, paling besar aset perusahaan jamu ternama Nyonya Meneer di Semarang, Jawa Tengah yang telah menutupi utang perusahaan itu sebesar Rp50 miliar. “Dari seluruh debitur Bank Papua, perusahaan ini terbesar pinjamannya,” katanya.

Selain menagih dan melakukan penjualan agunan debitur, lanjut Misran, manajemen Bank Papua, juga melakukan restrukturisasi, yakni memperbaharui perjanjiannya seperti ditambah lagi, bunga diturunkan dan prospek usahanya masih berjalan.

“Penambahan kredit baru yang dilakukan Bank Papua juga memperbaiki posisi NPL, jumlah kredit lancarnya bertambah seimbang antara kredit bermasalah,” jelasnya lagi.

Walau kinerja Bank Papua membaik, tapi kata Misran, akan lebih baik lagi apabila Bank Papua mampu menurunkan NPL di bawah 11 persen menjadi 10 persen sesuai target bank itu pada tahun 2018.*