Ondoafi-Ondoafi di Papua Minta Wakil Presiden dari Timur

Ketua Lembaga Musyawarah Adat (LMA) Port Numbay, George Arnold Awi didampingi para Ondoafi/Roberth

 

JAYAPURA,-Pilpres 2019 seakan menjadi ajang pemilihan calon Wakil Presiden Republik Indonesia para pemimpin partai politik pendukung  pemerintah tengah ramai  menyuarakan  keinginan untuk menjadi calon Wakil Presiden pendamping Jokowi.

Sebut PKB menjagokan H Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai bakal Calon Wakil Presiden pendamping Presiden Jokowi, juga PPP mendorong  Ketua Umumnya Romahur Muzy sebagai bakal Calon Wakil Presiden RI.

Lalu Partai HANURA, mendorong Ketua Dewan Pembinanya. Wiranto sebagai bakal Calon Wakil Presiden RI dan Partai Golkar yang menjagokan Ketua Umumnya, Airlangga Hartarto sebagai Calon pendamping Presiden Jokowi. 

Praktis seluruh kandidat Calon Wakil Presiden RI berasal dari pimpinan partai pendukung Pemerintah yang notabene berasal dari luar Indonesia Timur.

"Dengan demikian muncul pertanyaan, dimana para tokoh Indonesia Timur? Apakah sesudah Puang JK, tidak ada lagi Tokoh dari Indonesia Timur? Jawabannya tentu Tidak! Ada sejumlah nama tokoh dari Indonesia Timur dengan segudang prestasi dan pengalaman yang kami pandang layak mendampingi Bapak Presiden Jokowi, "ujar Ketua Lembaga Musyawarah Adat (LMA) Port Numbay, George Arnold Awi didampingi Ondoafi Yoka Titus MM. Mebri , Ondoafi Nafri Daniel Awi, Ketua DAS Sentani Demas Tokoro, Ketuam DAS Grime Nawa Matius Sawa di Rumah pertemuan di Obeh (Para-Para Adat) Port Numbay Tanah Hitam, Minggu (15/4) sore.

Tampak hadir juga Ketua Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Papua Doktor Eddy Patanduk dan  Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Papua Doktor Mansyur.

Kata George Arnold Awi dari Papua ada Laksdya TNI (Purn) Fredy Numberi, dari Maluku Brigjend TNI (Purn) Karel Rahalu. Dari Kalimantan Drs Awang Faroek Ishak  dan Gusti Iskandar Sukma Alamsyah.

Kemudian dari NTT  Ada Frans Lebu Raya, dari Sulawesi DR Drs  Sinyo Harry Sarundajang dan Sulawesi Selatan ada DR Syahrul Yasin Limpo.

Kata dia LMA Port Numbay sebagai inisiator memfasilitasi adanya pertemuan  di Obeh (Para-Para Adat)  bersama tokoh adat, ondoafi,  kepala suku  dan pimpinan paguyuban nusantara sehati menyuarakan  aspirasi masyarakat Indonesia Timur  Nusantara khususnya spirit dari wilayah Mamta-Port Numbay sebagai barometer Papua dan miniatur Indonesia menyampaikan perhomohonan kepada Presiden Joko Widodo bahwa kami minta Wapres dari Indonesia Timur.

Sikap permohonan kami ini akan kami lanjuti melalui surat terbuka  kepada Presiden Jokowi.

"Semoga momentum ini akan menjadi catatan sejarah , bahwa dari tanah  Papua kami haturkan permohonon agar calon sekaligus Wakil Presiden adalah dari Indonesia Timur,"ujarnya.

Kata dia, suara dari Papua memang kecil, namun suara dari Papua untuk Indonesia sangat signifikan.*