Inflasi

Cabe Rawit Andil Terhadap Inflasi Kota Sorong

Suasana keterangan pers di Kantor BPS Kota Sorong/Ola

SORONG,-Badan Pusat Statistik Kota Sorong kembali melakukan rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi untuk bulan Maret 2018, bertempat di kantor BPS Kota Sorong, Papua Barat, Selasa (2/4).

Dalam rilis yang disampaikan Kepala BPS Nurhaida Sirun didampingi Plt. Kasi Distribusi, Nur Hedianto Tri Widada, Kasubag TU, Eliza Isaac Pattikawa, menyatakan bahwa Kota Sorong mengalami inflasi sebesar 0,39 persen dengan IHK sebesar 130,31.

Menurut data BPS, Inflasi di Kota Sorong terjadi karena adanya perubahan Indeks pada sejumlah komoditi. Andil komoditi terbesar inflasi adalah kenaikan ikan kembung sebesar 0,09 persen, cabai rawit sebesar 0,08 persen, bawang putih sebesar 0,07 persen, dan daging ayam ras sebesar 0,04 persen.

Sedangkan andil terhadap deflasi yaitu angkutan udara sebesar -0,13 persen, ikan cakalang -0,11 persen, telur ayam ras -0,05 persen, ikan kawalina -0,05 persen dan ikan ekor kuning -0,05 persen.

Ditambahkan oleh Nur, tingkat inflasi Kota Sorong juga dipengaruho oleh perubahan harga terbesar misalnya kenaikan harga terbesar terjadi pada komoditi cabe rawit, bunga pepaya, sirih dan sawi putih. Sedangkan komiditi yang mengalami penurunan harga terbesar yaitu buncis, sabun cream atau detergent, susu rendah lemak, pakaian olahraga pria dan angkutan udara.

Sedangkan komoditi cabe rawit menurut Nurhaida kerap menjadi komiditi inflasi baik di daerah maupun nasional termasuk daging ayam ras.

"Kalau cabe kemungkinan karena faktor stok dipenjual, sedangkan daging ayam ras kalau di pasar terlihat harga stabil tapi ternyata ada pengurangan pada bobot ayam yang dijual. Jadi, kami bukan hanya lihat dari perubahan harga tapi juga dari bobotnya,"urai Nurhaida.

Sedangkan perubahan harga BBM jenis pertalite yang terjadi di bulan Maret, belum bisa dilakukan survey karena baru akan masuk pada Survey Biaya Hidup ditahun 2018 atau triwulan kedua.*