Peduli Lingkungan

WWF Papua Beri Penghargaan Kepada Jurnalis dan Aktivis Bank Sampah

Piagam penghargaan yamh diberikan WWF Indonesia Program Papua/Istimewa

JAYAPURA,-Agenda swicth off 2018 yang digelar di Taman Imbi Jayapura, Sabtu (24/3) sore sukses digelar.

Diawali dengan street champaign yang menyampaikan banyak pesan lingkungan kemudian moment puncak mematikan lampu yang dibarengi dengan menyalakan  ratusan pelita tepat di tengah poros jalan Imbi menjadikan situasi malam akhir pekan tersebut berbeda.

Angka 60+ berukuran besar menjadi pesan kuat kepada publik untuk ikut peduli atas isu lingkungan di Jayapura.

Direktur WWF Indonesia Program Papua Benja V Mambai mengatakan, gerakan Earth Hour di Jayapura memiliki banyak poin plus karena melibatkan banyak komunitas. Tak hanya berbicara soal mematikan lampu tetapi juga berbicara tentang Cenderawasih, mata air Cyclop hingga sampah di Teluk Yotefa.

Ia menyebut jika semua melaksanakan hal serupa maka bumi bisa menekan emisi sebanyak 5 persen dan bila terus dilakukan tentu bumi bisa lebih dingin.

"Kita tak bisa menghindari situasi pemanasan global karena sedang terjadi," jelasnya.

Papua sendiri menjadi benteng terakhir yang memiliki keanekaragaman hayati terlengkap saat ini. "Sikap peduli terhadap lingkungan harus dijadikan sebagai gaya hidup,"pesannya.

Sementara dalam kegiatan ini juga dibarengi dengan pementasan teater oleh Files Nature Teater yang memainkan isu Cenderawasih dan Climate Change yang melibatkan komunitas Sekolah Menulis Papua.

Dalam kesempatan yang  sama WWF memberi piagam penghargaan kepada Direktur Bank Sampah Khenambai Umbay, Farrah Febrianti dan Jurnalis Cenderawasih Pos, Gamel atas desikasinya untuk upaya pelestarian lingkungan hidup.

Koordinator Earth Hour Jayapura, Sabtu sore itu mengatakan, pemberian penghargaan ini  karena WWF mengamati dan menilai individu yang mendedikasikan hidupnya dalam upaya perlindungan, pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan yang melampaui kewajiban dan tugas pokok profesi selama jangka waktu lama secara berurutan paling sedikit 3 (tiga) tahun dan dua sosok ini layak menerimanya.

Berekpresi

Gamel sendiri dalam kepada wartaplus.com mengatakan, dirinya kerja saja apa yang bisa dilakukan."Mencintai dan  cinta lingkungan adalah anugerah yang Tuhan berikan, saya hanya mencoba hal-hal yang kecil apa yang bisa saya buat,"ujarnya.

Sementara itu Farrah  Febrianti dalam akun facebooknya, Senin (26/3) pagi mengatakan, pencapaian pada sebuah proses panjang akan peduli terhadap lingkungan memang tidak mudah, sulit rasanya ketika dicemooh, ketika mendapat ejekan dan perlakuan yang tidak mengenakan. 

"Tetapi beda dengan WWF yang mendorong kami untuk mengaktualisasi diri dan berekspresi dgn sepuas hati, karena nilai dari perubahan lingkungan bukan kami yang menilai.

Sungguh ini penghargaan yang luar biasa yg tidak disangka sebelumnya, "ujarnya.

Dikatakan, LSM tingkat dunia yang terus berupaya untuk mendorong kami lebih aktif lagi untuk penyelamatan lingkungan di tanah Papua . amanat yang sungguh besar yang kami harus mengembannya.

"Terimakasih kami sampaikan kepada teman, sahabat, saudara, keluarga, komunitas pencinta lingkungan di Tanah Papua yang terus memberikan semangat serta dorongan agar semangat kami terus membara,"ujarnya.

Tak lupa ia mengucapkan terimakasih kepada Direktur  WWF Papua dan crew yang sudah memberikan penghargaan ini. *