Menteri Susi Prihatin Melihat Minimnya Jumlah Nelayan Asli Papua

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti didampingi Bupati Merauke, Frederikus Gluba Gebze saat tiba di bandara Mopah Merauke, Senin (19/3) lalu/Istimewa

MERAUKE,- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku prihatin melihat minimnya jumlah nelayan asli Papua. Hal ini diungkapkannya saat berdialog dengan para nelayan di Pelabuhan Perikanan Kabupaten Merauke, Selasa (20/3) kemarin.

"Saya bicara sama pak bupati, mana nelayan asli Papua, sedikit sekali. Itu yang membuat saya prihatin," aku Susi


Dikatakan, saat ini pihaknya bersama pemerintah daerah sedang mencoba mengembalikan sumber daya alam untuk anak-anak Papua dan bangsa Indonesia. Meski, kemampuannya masih sangat terbatas.

Oleh karena itu Susi mengimbau agar para nelayan tidak menjual sumber daya laut dengan seenaknya dengan membiarkan nelayan asing masuk dan mengambil ikan di wilayah perairan Papua.

"Ikan mati ya dimakan ikan lainnya, makanya ikannya lebih besar dan saya lebih senang kalau ikannya mati ketimbang harus di curi orang," ujarnya.  


Menurut Susi, wilayah NKRI adalah negara kepulauan yang begitu besar. Sehingga ke depan perang bukan hanya sekedar karena agama dan idiologi, tetapi karena sumber daya alam ataupun energi.

"Ini yang akan menyebabkan perebutan antar negara karena sumber daya alamnya," imbuhnya
 

Pemilik maskapai penerbangan Susi Air ini mengungkapkan, Indonesia saat ini sudah memiliki SKPT, nelayan, perahu dan kapal yang jumlahnya ratusan ribu di wilayah terluar pulau-pulau atau perbatasan.

 

"Maka jika terjadi sesuatu dengan negara tetangga, TNI tinggal masuk karena sudah lengkap," terangnya.


Tentunya hal ini menjadi satu pertahanan negara yang bisa menjadi benteng kapan saja. "Stok makanan ada, yang mencari ikan tetap ada, ekonomi juga ada. Karena mempertahankan satu base militer tanpa kegiatan ekonomi itu sangat mahal," pungkasnya.[Riri]