Ini Strategi Pembangunan Paslon JOSUA Jika Jadi Pimpin Papua

Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Papua, Jhon Wempi Wetipo - Habel Melkias Suwae (JOSUA)/Istimewa

JAYAPURA,-Dalam pemaparan visi misinya di Ruang Rapat Paripurna DPR Papua, Selasa (6/3), pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jhon Wempi Wetipo-Habel Melkias Suwae (JOSUA) juga mengungkapkan strateginya dalam membangun Papua lima tahun kedepan.

Strategi tersebut yakni, pendekatan pembangunan yang akan dilaksanakan oleh pasangan JOSUA dengan melakukan dua pendekatan yakni, pendekatan ruang atau wilayah dan pendekatan sektoral.

Dijelaskan pasangan JOSUA, pendekatan ruang atau wilayah adalah dengan membagi Papua dalam lima wilayah pembangunan berbasis lima wilayah adat yakni Mamta, La Pago, Mee Pago, Ha Anim dan Saireri.

Pembangunan berbasis lima wilayah itu mencakup wilayah pembangunan I, yakni meliputi Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom, Sarmi dan Mamberamo Raya (Mamta). Potensi unggulan yang akan dikembangkan adalah aktivitas yang terkait dengan jasa pemerintahan, transportasi dasar, konsentrasi perhubungan udara, konsentrasi perhubungan laut, perdagangan dan pertanian dalam arti luas yang memberi peluang kepada semua penduduk, untuk berinteraksi dalam kehidupan sektor terkait dan menciptakan keberpihakan, perlindungan dan pemberdayaan, atas hak-hak dasar penduduk asli Provinsi Papua.

Wilayah Pembangunan II meliputi Kabupaten Merauke, Boven Digul, Mappi, Mimika dan Asmat (Ha Anim). Fokus perhatian pada wilayah ini adalah peningkatan kualitas sumberdaya manusia Papua secara teratur dan pengembangan komoditas pertanian dan perairan unggulan sesuai potensi wilayah di tiap kabupaten dalam wilayah ini. 

Sehubungan dengan itu, pembukaan isolasi geografi, isolasi informasi, isolasi ekonomi, antara daerah dalam wilayah ini masih diprioritaskan dan terintegrasi dengan Wilayah Pembangunan III dan Wilayah Pembangunan IV melalui Wilayah Pembangunan II Provinsi Papua. Wilayah Pembangunan II ini akan berkembang sebagai suatu wilayah di Selatan Provinsi Papua dengan ciri khas tersendiri. 

Setiap Kabupaten dalam Wilayah Pembangunan III ini mempunyai potensi yang akan menjadi keunggulan daerah di bidang ekonomi dan sosial budaya. Wilayah Pembangunan (WP) III  meliputi Kabupaten Jayawijaya, Tolikara, Mamberamo Tengah, Lani Jaya, Yalimo, Nduga, Pegunungan Bintang, Yahukimo, Puncak dan Puncak Jaya (La Pago).

Aktivitas utama di wilayah ini adalah meningkatkan kemampuan atau kapasitas infrastruktur dasar fisik, sosial budaya dan ekonomi antar ruang komunitas masyarakat (Kabupaten, Distrik dan kelompok komunitas masyarakat) dalam wilayah pembangunan III, serta percepatan peningkatan kualitas sumberdaya manusia secara utuh yang disesuaikan dengan lingkungan budaya setempat, serta dipadukan dengan kebutuhan interaksi sosial dengan wilayah pembangunan III dan IV serta dunia luar.

Sementara sasaran pengembangan adalah mempertahankan peningkatan kinerja pemerintah (kabupaten, distrik dan kampung/kelurahan) untuk tetap fokus pada pemberdayaan setiap komunitas masyarakat, sehingga mampu dan percaya diri untuk memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri. 

Pengembangan setiap daerah kabupaten dan wilayah pembangunan III dibagi dan diimbangkan antara satu dengan lainnya, sesuai dengan potensi sumberdaya alam dan manusianya yang saling mengambil dan menyumbang manfaat dari output kegiatan pengembangan dalam suatu system siklus hidup yang teratur.

Wilayah IV Akan Menjadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Pertanian

Wilayah Pembangunan IV mencakup Paniai, Deiyai, Dogiay, Nabire dan Intan Jaya (Mee Pago). Titik fokus perhatian adalah pengembangan sumberdaya manusia secara strategis, pengelolaan sumber daya alam secara terencana dengan tetap lestari untuk mensejahterakan penduduk setempat, daerah-daerah dalam wilayah Pembangunan IV Provinsi Papua dan seluruh wilayah Pembangunan di Provinsi Papua secara berkesinambungan dan teratur. 

Beberapa ibukota Kabupaten dalam wilayah ini akan berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi pertanian “spesifik lokal” yang dihubungkan dengan kesinambungan bahan pangan konsumsi lokal dan untuk industri kecil. 

Perluasan infrastruktur dasar pemerintahan, fisik, sosial, budaya dan ekonomi masih terus dipertahankan disamping penguatan kelembagaan masyarakat kampung dan organisasi pemerintah (Distrik dan Kabupaten), untuk melestarikan pengembangan perubahan yang terjadi sebagai akibat dari pembangunan lintas wilayah.

Yang terakhir, Wilayah Pembangunan V meliputi Kabupaten Biak Numfor, Supiori, Kepulauan Yapen, Waropen (Saireri). Dengan prioritas pengembangan adalah jasa-jasa perhubungan laut dan udara antar daerah dalam wilayah sendiri dan lintas wilayah pembangunan di Provinsi Papua. Jasa-jasa yang terkait dengan perdagangan, transportasi dan perhotelan di samping kelautan dan pengembangan peluang hidup penduduk asli komunitas kampung dalam seluruh daerah kabupaten pada Wilayah Pembangunan V Provinsi Papua. [Djarwo]