Pieter Ell

Kemenko Perekonomian dan BIG Gelar Nobar Epen Cupen dan Diskusi Satu Peta

Pengacara kondang Pieter Ell  jadi Pemeran Tamu dalam Drama Komedi Layar Lebar Epen Cupen, Ini Tanah Siapa?/Google

JAYAPURA,-Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Badan Informasi Geospasial (BIG) bekerja sama dengan kelompok seniman MOP Papua Epen Cupen akan menggelar pemutaran perdana film berjudul "Ini Tanah Siapa?" dan diskusi kebijakan satu peta di Conclave Wijaya, Jakarta, Kamis (26/7).

Drama komedi ini mengemas tentang pentingnya satu peta dasar di Indonesia untuk menghindari penyalahgunaan maupun konflik lahan, yang berkontribusi pula pada maraknya korupsi sumber daya alam (SDA).

Mini serial drama komedi “Ini Tanah Siapa?” yang dibesut tim Epen Cupen menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat akan pentingnya Kebijakan Satu Peta.

Selain pemutaran perdana, kegiatan tersebut juga akan dilanjutkan dengan dua diskusi, yakni diskusi panel 1 bertemakan "Film Sebagai Medium untuk Meningkatkan Pemahaman dan Partisipasi Publik Terkait Kebijakan Satu Peta”.

Diskusi panel 1 itu akan menghadirkan pembicara Acho (Sutradara Epen Cupen), Cello / Nato (Pemeran utama Epen Cupen), Pieter Ell (Pemeran tamu dan pengacara) dan Hafiz rancajale (pegiat perfilman Indonesia).

"Saya selalu tertarik mendukung Epen Cupen karena selalu mengangkat masalah sosial dan tanah sebagai salah satu masalah yang krusial di Papua. Selain itu juga, saya pernah mengadvokasi kasus tanah mulai dari Aceh sampai Papua. Makanya saya tertarik main film ini," ujar pengacara kondang Pieter Ell, yang juga pernah ikut bermain dalam film layar lebar, Security Ugal-ugalan, Rabu (25/7) malam.

Sementara di diskusi panel 2 dengan tema "Kebijakan Satu Peta Sebagai Solusi Tata Kelola Lahan yang Berkelanjutan” akan menghadirkan Pembicara diantaranya Kepala Badan Informasi Geospasial, Hasanuddin Z. Abidin, Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko Perekonomian, Wahyu Utomo, Deputi II Kantor Staf Presiden, Yanuar Nugroho dan Direktur Penelitian dan Pengembangan KPK, Wawan Wardian.*