Jelang Lebaran, BI Papua Siapkan Uang Tunai Rp 3,3 Triliun

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Joko Supratikto (tengah), saat memberikan keterangan pers/Djarwo

JAYAPURA,- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua menyiapkan uang tunai sebesar Rp 3,3 triliun untuk memenuhi kebutuhan uang tunai menghadapi Idul Fitri 1439 H.

Jumlah tersebut disiapkan guna mengantisipasi meningkatnya kebutuhan uang tunai, dimana realisasi jumlah penarikan uang oleh perbankan dan masyarakat di Papua mencapai Rp 2,14 triliun.

Berdasarkan data tahun 2017, penukaran uang tunai didominasi oleh uang pecahan kecil, yakni uang pecahan Rp20.000, Rp10.000, Rp5.000, Rp2.000 dan Rp1.000

"Realisasi tahun lalu mencapai Rp 2 triliun. Dan tahun ini kami proyeksikan sekitar Rp 3 triliun untuk memenuhi kebutuhan uang tunai. Namun demikian, kita memiliki stok ketersediaan uang tunai yang lebih besar dari itu untuk memenuhi kebutuhan lebaran tahun ini," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Joko Supratikto, dalam keterangan persnya di Jayapura, Senin (28/5).

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua akan melakukan kegiatan pelayanan penukaran uang kepada masyarakat di loket Bank Indonesia hanya khusus uang rusak dan cacat.

"Selain itu, di luar kantor dilakukan kas keliling setiap hari Senin dan Kamis mulai pukul 09.00 WIB-12.00 WIB dan akan berakhir bilamana kartu antrian telah Waktu mencapai maksimal 800 (delapan ratus) orang," jelasnya.

Kata Joko, Bl Papua juga akan bekerja sama dengan bank-bank umum, dimana masing-masing kantor perbankan akan membuka layanan penukaran uang kepada masyarakat tanpa dipungut biaya apapun.

"Layanan ini akan dimulai pada 4 Juni 2018. Dengan kebijakan layanan penukaran di atas, masyarakat diimbau agar tidak melakukan penukaran uang melalui perantara karena terdapat potensi risiko seperti tidak adanya jaminan ketepatan jumlah uang yang ditukar, kemungkinan menerima uang palsu, serta adanya pungutan biaya," imbaunya.

Selain persiapan dalam rangka memenuhi kebutuhan uang tunai, Bank Indonesia juga telah melakukan persiapan di sisi infrastruktur dan layanan sistem pembayaran agar mampu mengantipasi peningkatan transaksi pembayaran non tunai saat Ramadhan dan ldul Fitri 1439 H baik melalui sistem Real Time Gross Settlement (RTGS) maupun sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).

"Untuk tahun 2018, transaksi melalui SKNBI dan Sistem Bl RTGS juga diprediksi akan meningkat sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat menjelang ldul Fitri 1439H serta lamanya periode libur lebaran. Melihat hal ini Bank Indonesia melaksanakan operasional terbatas pada tanggal 19-20 Mei, untuk menjaga kelancaran transaksi. Layanan yang disediakan adalah kliring, RTGS, penarikan dan penyetoran uang oleh perbankan," pungkasnya.

Sementara itu, terkait uang paslu sampai dengan Mei 2018 ini, jumlah uang palsu yang ditemukan hanya sebanyak 35 lembar dengan pecahan Rp100.000 sebanyak 33 lembar dan pecahan Rp50.000 sebanyak 2 lembar. *