Hanya Salah Paham Beredar Pesan Berantai Tentang Penangkapan Teroris

Foto: Ilustrasi

JAYAPURA,-Bertempat di Masjid At Taubah Pemda I Entrop Distrik Japsel telah terjadi kesalahpahaman antara Jamaah Yayasan Mutiara Ilmu Sunnah (aliran shalafi) dengan Ketua pengurus Masjid AT Taubah terkait dengan pelaksanaan buka puasa bersama, Kamis (17/5) sekitar pukul 18.10 WIT. 

Dalam rilis yang diterima wartaplus.com, Jumat (18/5) pagi dari Humas Polda Papua, berawal pada pukul 17.15 WIT salah seorang pengurus Masjid At Taubah datang  ke Masjid hendak membersihan Masjid untuk persiapan buka puasa, namun setelah sampai di Masjid persiapan buka puasa sudah di gelar oleh jamaah Yayasan Mutiara Ilmu Sunnah (aliran shalafi) tanpa sepengetahuan dari Ketua pengurus Masjid At Taubah H. Rahman.

Dan setelah buka puasa bersama, jamaah Yayasan Mutiara ilmu sunnah (aliran shalafi) melaksanakan sholat Magrib bersama sama dengan jamaah Masjid At Taubah.

Selanjutnya, setelah shalat magrib berjamaah  ketua pengurus Masjid At Taubah H.Rahman Biba menyampaikan kepada salah seorang jamaah Yayasan Mutiara Ilmu Sunnah (aliran shalafi) untuk membersihkan  tempat yang telah di pakai acara buka puasa bersama.

Pada saat itu, tiba-tiba Ketua pengurus Masjid At Taubah mengumumkan dengan menggunakan pengeras suara dengan mengatakan “tolong warga turun ke masjid  untuk mengusir orang orang ini”,  sehingga warga mendatangi Masjid At Taubah dan ribut dengan jamaah Yayasan Mutiara Ilmu Sunnah (aliran shalafi). 

"Mendapat informasi tersebut, personil Polsek Jayapura Selatan yang dipimpin Kapolsek Kompol Nursalam Saka,S.Pd  mendatangi TKP dan memberi pemahaman kepada warga agar tetap tenang, karena permasalahan tersebut sudah ditangani oleh Kepolisian, "ujar Kabid Humas Polda Papua Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Drs. Ahmad Musthofa Kamal, SH.

Selanjutnya pukul 19.00 WIT jamaah Masjid At Taubah melaksanakan sholat isyah dilanjutkan dengan sholat tarawih.

"Tindakan kepolisian yang dilakukan yakni menerima laporan, mendatangi TKP, melakukan koordinasi dengan para tokoh dan memediasi kedua belah pihak, ujarnya.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Drs. Ahmad Musthofa Kamal, SH menghimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang dapat mengganggu stabilitas keamanan di Papua khususnya di Kota Jayapura.

"Mari kita bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat sehingga terciptanya situasi Kamtibmas di Kota Jayapura yang aman dan damai,"ujarnya.

Teroris Tidak Benar

Seperti seperti yang diberitakan wartaplus.com hanya karena  kesalahan pahaman  beredar  informasi simpang siur terkait penangkapan enam orang terduga jaringan teroris oleh anggota kepolisian Resort Jayapura Kota di seputaran perumahan Pemda I, kelurahan Entrop Distrik Jayapura Selatan, Kamis (17/5) sore. 

Kapolres Jayapura Kota AKBP Gustav Urbinas, saat ditemui wartaplus.com di Mapolres Jayapura Kota, Kamis (17/5) malam.

Menurut Gustav informasi itu yang tengah beredar di media sosial tidak benar, dimana kejadian itu hanya dilatar belakangi kesalahpahaman antara warga, pengusurus Masjid dan sekelompok orang dari Yayasan Mutiara yang dituduh sebagai jejaring radikal.

“Ini salah paham saja, namun kini sedang dalam penyelesaian masalah di Polsek Jayapura Selatan,”terangnya.

Kata Gustav, salahpaham itu ketika jemaah dari yayasan itu menggunakan Masjid untuk berbuka puasa bersama, namun belum dibersihkan.

“Pengurus  Masjid langsung memberikan pengemuman kepada warga setempat melalui pengeras suara  untuk mengusir beberapa orang dari jamaah  Yayasan Mutiara tadi,  dan disitu terjadi selisih paham, namun anggota langsung menuju lokasi mangamanakan tiga orang itu ke Polsek,”terangnya.

Lanjut Gustav, sementara terkait dengan informasi yang menyebutkan yayasan tersebut merupakan jaringan radikal seperti yang diinfokan, dirinya belum bisa menyimpulkan karena pemeriksaan tidak ditemukan barang-barang yang mencurigakan.

“Apabila mediasi permasalahan ini sudah diselesaikan, kami akan melakukan pemeriksaan dan penggeledahan di tempat mereka untuk lebih memastikan yayasan tersebut bukan jaringan radikal seperti yang diinformasikan,”jelasnya.*