FKUB Papua Mengutuk Keras Aksi Pengeboman Tiga Gereja di Surabaya

Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua , dalam keterangan persnya di Jayapura, Senin (4/5) mengutuk keras aksi bom bunuh diri yang terjadi di sejumlah lokasi di Kota Surabaya termasuk tiga gereja pada Minggu(13/5) pagi
 

 

JAYAPURA-Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Prvinsi Papua mengutuk aksi bom bunuh diri yang terjadi di sejumlah lokasi di Kota Surabaya termasuk tiga gereja pada Minggu(13/5) pagi

Dalam keterangan persnya di Jayapura, Senin (4/5), Wakil Ketua FKUB Provinsi Papua, Uskup Mgr. Leo Laba Ladjar,OFM menyatakan, peristiwa pengeboman di tiga gereja di Surabaya sangat mengejutkan dan teramat menyedihkan, khususnya kaum kristiani yang mana telah merasakan peristiwa ini sebagai serangan langsung kepada mereka.

"Sebagai umat kristiani kami sangat merasakan peristiwa pemboman ini sebagai serangan langsung, karena terjadi di tiga gereja, apalagi semua terjadi pada hari Minggu ketika umat sedang menjalankan ibadah,”ujar Uskup yang dalam keterangan pers didampingi pimpinan umat beragama baik dari Persekutuan Gereja-gereja di Tanah Papua (PGGP) dan Persatuan Gereja-gereja se kota Jayapura (PGGS), MUI, dan perwakilan umat Hindu dan Budha.

Uskup Leo menjelaskan bahwasanya, hari Minggu dalam penghayatan umat kristiani adalah hari Tuhan yang bangkit dan dirayakan dalam prosesi ibadah. Namun justru tepat di hari minggu terjadi serangan oleh kelompok teroris terhadap umat kristiani di Surabaya.

“Oleh karena itu kami bersama umat lain di Provinsi Papua ini mengutuk terhadap tindakan terorisme itu. Bersama seluruh rakyat pula seperti pernyataan Presiden dimana kami juga menolak adanya terorisme di Negara ini dan kami juga mau melawannya, termasuk di Papua,’ tegasnya.

Pasalnya lanjut Uskup, apa yang dilakukan teroris bertentangan dengan cita-cita dari seluruh pemuka agama di Negara Indonesia khususnya di Papua ini yang mana sudah bertekad untuk membangun Papua Tanah damai.

“Papua adalah tanah yang diberkati dan damai untuk semua agama, yang mana selama ini telah sama-sama merindukan kedamaian itu sesuai ajaran semua agama. Sehingga kita tegaskan menolak adanya terorisme di Papua pula,”tegasnya lagi

Uskup Leo menyayangkan disamping ada kerinduan kedamaian itu, namun ada kelompok-kelompok tertentu yang hendak merusak suasana damai di Negeri ini.

"Untuk itu maka semua pihak diatas Tanah Papua ini harus bangkit dan bangun bersama Pemerintah memberantas serta melawan semua unsur terorisme, radikalisme yang persis bertentangan dengan idealisme ajaran agama yang membangun kedamaian bagi seluruh masyarakat," ajaknya.

Polisi Tindak Tegas

Guna mewujudkan hal itu, FKUB Papua menyerukan kepada aparat keamanan TNI/POLRI agar segera melakukan tindakan pencegahan terhadap kelompok terorisme dan radikalisme ini sebelum terjadi lagi ditempat lain di Indonesia termasuk di Papua

“Mohon harus dicari sampai diakar-akarnya, jaringan-jaringannya harus diberantas hingga tuntas supaya habis dan tentu ini tugas daripada pemimpin Negara dan juga apparat keamanan baik TNI/POLRI,”pintanya

Selain itu kepada pemimpin agama, termasuk para pengajar agama, pengkhotbah,penginjil, pendakwa hendaknya mengajarkan hal-hal yang positif dari agamanya juga hal-hal yang sifatnya membangun baik dalam sikap terhadap Tuhan maupun terhadap sesama

“Khotbah-khotbah yang hanya membangkitkan kebencian, bersifat provokatif untuk membangkitkan permusuhan sebaiknya dihentikan oleh para pemimpin agama apapun. Karena kita tau masih ada para pengajar agama, pendakwah, pengkhotbah yang hanya menghasut orang lain, umatnya supaya memusuhi agama lain,”sebutnya.

Uskup juga membeberkan bahwa pemboman yang terjadi belakangan ini (surabaya-red), sasarannya tidak hanya kepada aparat Kepolisian tetapi juga kelompok yang dianggap 'kafir' oleh mereka

“Artinya kristiani dianggap kafir maka harus dilawan dan diberantas dari muka bumi ini. Saya melihat ini suatu pandangan yang tidak tepat dari agama manapun. Karena kita diajarkan untuk saling menghormati unsur-unsur positif baik agama lain, serta bersikap toleran terhadap sesama umat," ungkapnya

Untuk itu pihaknya meminta kepada semua pemuka agama untuk memainkan peranan itu. Tidak perlu ikut memberantas dengan senjata apapun. Tetapi bagaimana mengajarkan agama yang baik serta mendidik umatnya dengan tafsiran ajaran yang positif supaya umatnya bisa hidup saling menghargai dan mencintai satu sama lainnya.

Prihatin dan Berduka

Di kesempatan itu pula Uskup juga menolak adanya terorisme dan kelompok radikalisme di Tanah Papua ini. Tentu ini tugas semua pihak di Papua untuk tetap waspada dan mau bersama memberantas serta membantu apparat keamanan dalam membongkar terrisme di Papua ini.

“Kami merasakan prihatin dan turut berduka cita yang mendalam kepada keluarga yang menjadi korban pemboman di Surabaya tersebut. Semoga tidak ada lagi aksi serupa ini.Kami juga serukan kepada semua pemuka agama di Tanah Papua ini untuk peka terhadap semua umat yang datang ke Papua, sehingga kalau mencurigakan harus dilaporkan kepada aparat keamanan dan mari bersama memberantas terorisme dan radikalisme di Papua ini,”serunya.

Seperti diberitakan sebelumnya aksi bom bunuh diri terjadi di tiga gereja di kota Surabaya pada Minggu (13/5) pagi, kemudian malam harinya bom kembali meledak di sebuah Rusunawa di Sidoarjo, lalu pada Senin (14/5) pagi aksi bom bunuh diri kembali terjadi di depan Mapolrestabes Surabaya. Sedikitnya 21 orang dinyatakan tewas akibat peristiwa ini, sembilan diantaranya merupakan pelaku bom bunuh diri. Berdasarkan keterangan Kepolisian, serangan bom melibatkan 13 pelaku terdiri dari 3 keluarga (terdiri dari ayah ibu dan anak).*