‘Yang Dilakukan Para Teroris di Luar Batas Wajar’

istimewa

WARTAPLUS - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan atau Menkopolhukam Wiranto, mengunjungi Rumah Tahanan Cabang Salemba, di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.

Wiranto melakukan pengecekan langsung terkait aksi penyanderaan narapidana teroris (Napiter) terhadap seorang polisi yang telah berlangsung selama 36 jam.

Wiranto mengatakan, apa yang dilakukan Napiter merupakan tindakan di luar batas kemanusiaan. Para Napiter ini tega menyandera, bahkan membunuh aparat Kepolisian. Para Napiter, seharusnya sadar, karena mereka dalam proses hukuman atas tindakan terorismemya.

"Tetapi, justru mereka lakukan kekejaman, lakukan penyanderaan, membunuh, dan merebut senjata, di luar batas kemanusiaan. Justru, mereka lakukan aksi menyandera, merampas, menyiksa, bahkan membunuh aparat keamanan yang bertugas," kata Wiranto di Mako Brimob, Kamis 10 Mei 2018.

Wiranto menyampaikan pernyataan sikap Presiden Joko Widodo bahwa tidak pandang bulu terhadap para terorisme. 

"Sesuai sikap pemerintah, sebagaimana disampaikan Presiden Jokowi, beliau sampaikan bahwa menghadapi terorisme beliau bersikap tegas dan tidak pandang bulu," ujarnya.

Wiranto menceritakan, proses penanganan untuk melumpuhkan Napi Teroris tersebut. Sebelumnya, dia menyebut, aparat telah melakukan sebuah rencana untuk melakukan perlawanan.

"Melalui rakor yang kita lakukan, maka direncanakan serbuan untuk melucuti para teroris yang sudah kita kepung dan isolasi. Namun, tentunya sesuai SOP internasional, maka aparat keamanan sebelum menindak, tapi memberi ultimatum. Jadi, kita bukan bernegosiasi, tapi berikan ultimatum," kata Wiranto.

Aparat memberikan ultimatum sampai batas waktu tertentu. Kemudian pada dini hari, sekelompok Napiter tersebut menyerah tanpa syarat. Sebanyak 145 dari 155 Napiter menyerahkan diri dengan 30 pucuk senjata yang diambil dari Polri.

"Kita minta satu per satu mereka keluar dari lokasi mereka. 145 dari 155, mereka keluar tanpa syarat dan senjata diserahkan. Kurang lebih 30 pucuk. Tetapi, itu senjata hasil sitaan dari aparat Kepolisian melawan terorisme," ujarnya.

Napiter yang masih bertahan sebanyak 10 orang. Semula mereka tidak mau menyerahkan diri. Namun polisi tidak tinggal diam dan melakukan serbuan ke lokasi para Napiter.

"Tadi kita saksikan bunyi bom, tembakan, dan penyisiran seusai ditentukan. 10 sisa teroris menyerah. Jadi, lengkap 155 Napiter telah menyerah kepada aparat Kepolisian," katanya mengakhiri penjelasan.